18009020
Banyak cara dilakukan dalam peringatan hari kartini. Dari
seminar-seminar yang mengangkat isu feminisme, even tahunan di
instansi-instansi pemerintahan dengan mengenakan kebaya bagi perempuan
dan beskap bagi pria hingga sekedar mengucapkan “Selamat hari Kartini”
di sosial media, entah karena sebagian dari mereka hanya mengikuti trend
atau memang benar-benar mengerti esensi dari Hari kartini.
Peringatan hari kartini semestinya tidak hanya menjadi peringatan
seremonial belaka, tetapi harus disertai refleksi terhadap ide-idenya.
Bagaimana ide-idenya yang menentang diskriminasi gender yang
mengatasnamakan tradisi yang tertulis dalam kumpulan surat “Habis Gelap
Terbitlah Terang”. Idenya tentang kesetaraan pendidikan bagi kaum pria
dan perempuan dalam perjuangannya dia lalu mendirikan sekolah khusus
wanita di Jepara. Refleksi terhadap ide-idenya lah yang seharusnya
diperingati. Ironisnya banyak yang memperingati hari kartini hanya
sebatas seremonial saja dengan mengenakan kebaya dan sanggul lalu
berjalan halus selayaknya selir-selir kraton. Padahal Kartini sendiri
sangat menentang tradisi semacam itu. kartini menganggap bahwa tradisi
seperti itulah yang semakin mengekang hak-hak kaum perempuan. Dari
sinilah Kartini menunut kesetaraan. Tradisi yang patriarkis dan feodal
harus dilawan.
Apa yang sudah dilakukannya dalam memperjuangkan hak-hak kaum
perempuan bisa dinikmati hingga saat ini. Di mana saat ini perempuan
tidak lagi dianggap sebagai mahluk inferior seperti saat jaman feodal.
Perempuan dan pria sudah memiliki kedudukan yang sama di segala aspek
kehidupan. Tidak seperti jaman ketika Kartini hidup, yang bisa menikmati
bangku pendidikan hanyalah kaum pria, sekarang baik pria dan wanita
mendapatkan hak pendidikan yang sama. Begitu juga dalam bidang
pekerjaan. Beberapa tahun yang lalu prosentase wanita yang bekerja di
bidang yang dianggap bidangnya pria seperti bidang keteknikan masih
kecil. Saat ini sudah banyak wanita yang bekerja sebagai insnyur-insiyur
di lapangan. Bahkan sudah ada wanita yang menjadi pembalap, ataupun
astronaut. Di bidang politik, kesetaraan gender juga merupakan isu
utama. Salah saunya adalah adanya undang-undang yang menyatakan bahwa
dalam daftar bakal calon anggota DPR dan DPRD setidak-tidaknya terdapat
30% keterwakilan perempuan. Artinya wanita memiliki kesempatan yang
besar untuk menduduki jabatan sebagai wakil rakyat, sebagai menteri,
atau bahkan sebagai presiden.
Kondisi yang ada saat ini sangat kontras apabila dibandingkan kondisi
sebelum abad ke 19. Saat sebelum pergerakan feminisme di mulai.
Feminisme sebagai paham yang dikonstruksikan dalam berbagai bentuk
perjuangan emansipasi wanita di berbagai belahan dunia telah mengubah
kultur masyarakat dunia secara revolusioner. Meskipun demikian dibalik
kemajuan pesat yang disebutkan di atas mash banyak pula masalah yang
harus dihadapi. Terutama di negara-negara dunia ketiga dan ngara
berkembang di mana angka kekerasan terhadap kaum wanita mash tinggi,
human traficking yang banyak melibatkan perempuan di bawah umur, hak-hak
asasi dan kebebasan berekspresi yang masih terkekang, dan
masalah-masalah lainnya. Oleh karena itulah kesetaraan gender ini sudah
menjadi isu dunia, bahkan mejadi salau satu poin yang harus dicapai
dalam MDG’s. Meskipun tidak mudah untuk mengatasi masalah-masalah
tersebut, perjuangan tetap harus da terus dilakukan. Kartini dan
pejuang-pejuang wanita di seluruh dunia sudah mempeloporinya sekarang
saatnya wanita-wanita Indonesia meneruskan perjuangan itu. Selamat hari
Kartini, selamat berjuang perempuan Indonesia!
No comments:
Post a Comment