Saturday, April 21, 2012

Refleksi 21 April

18009020

Banyak cara dilakukan dalam peringatan hari kartini. Dari seminar-seminar yang mengangkat isu feminisme, even tahunan di instansi-instansi pemerintahan dengan mengenakan kebaya bagi perempuan dan beskap bagi pria hingga sekedar mengucapkan “Selamat hari Kartini” di sosial media, entah karena sebagian dari mereka hanya mengikuti trend atau memang benar-benar mengerti esensi dari Hari kartini.

Peringatan hari kartini semestinya tidak hanya menjadi peringatan seremonial belaka, tetapi harus disertai refleksi terhadap ide-idenya. Bagaimana ide-idenya yang menentang diskriminasi gender yang mengatasnamakan tradisi yang tertulis dalam kumpulan surat “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Idenya tentang kesetaraan pendidikan bagi kaum pria dan perempuan dalam perjuangannya dia lalu mendirikan sekolah khusus wanita di Jepara. Refleksi terhadap ide-idenya lah yang seharusnya diperingati. Ironisnya banyak yang memperingati hari kartini hanya sebatas seremonial saja dengan mengenakan kebaya dan sanggul lalu berjalan halus selayaknya selir-selir kraton. Padahal Kartini sendiri sangat menentang tradisi semacam itu. kartini menganggap bahwa tradisi seperti itulah yang semakin mengekang hak-hak kaum perempuan. Dari sinilah Kartini menunut kesetaraan. Tradisi yang patriarkis dan feodal harus dilawan.

Apa yang sudah dilakukannya dalam memperjuangkan hak-hak kaum perempuan bisa dinikmati hingga saat ini. Di mana saat ini perempuan tidak lagi dianggap sebagai mahluk inferior seperti saat jaman feodal. Perempuan dan pria sudah memiliki kedudukan yang sama di segala aspek kehidupan. Tidak seperti jaman ketika Kartini hidup, yang bisa menikmati bangku pendidikan hanyalah kaum pria, sekarang baik pria dan wanita mendapatkan hak pendidikan yang sama. Begitu juga dalam bidang pekerjaan. Beberapa tahun yang lalu prosentase wanita yang bekerja di bidang yang dianggap bidangnya pria seperti bidang keteknikan masih kecil. Saat ini sudah banyak wanita yang bekerja sebagai insnyur-insiyur di lapangan. Bahkan sudah ada wanita yang menjadi pembalap, ataupun astronaut. Di bidang politik, kesetaraan gender juga merupakan isu utama. Salah saunya adalah adanya undang-undang yang menyatakan bahwa dalam daftar bakal calon anggota DPR dan DPRD setidak-tidaknya terdapat 30% keterwakilan perempuan. Artinya wanita memiliki kesempatan yang besar untuk menduduki jabatan sebagai wakil rakyat, sebagai menteri, atau bahkan sebagai presiden.

Kondisi yang ada saat ini sangat kontras apabila dibandingkan kondisi sebelum abad ke 19. Saat sebelum pergerakan feminisme di mulai. Feminisme sebagai paham yang dikonstruksikan dalam berbagai bentuk perjuangan emansipasi wanita di berbagai belahan dunia telah mengubah kultur masyarakat dunia secara revolusioner. Meskipun demikian dibalik kemajuan pesat yang disebutkan di atas mash banyak pula masalah yang harus dihadapi. Terutama di negara-negara dunia ketiga dan ngara berkembang di mana angka kekerasan terhadap kaum wanita mash tinggi, human traficking yang banyak melibatkan perempuan di bawah umur, hak-hak asasi dan kebebasan berekspresi yang masih terkekang, dan masalah-masalah lainnya. Oleh karena itulah kesetaraan gender ini sudah menjadi isu dunia, bahkan mejadi salau satu poin yang harus dicapai dalam MDG’s.  Meskipun tidak mudah untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, perjuangan tetap harus da terus dilakukan. Kartini dan pejuang-pejuang wanita di seluruh dunia sudah mempeloporinya sekarang saatnya wanita-wanita Indonesia meneruskan perjuangan itu. Selamat hari Kartini, selamat berjuang perempuan Indonesia!

No comments:

Post a Comment